Kontrovesi
tentang materi sebagai penyusun suatu
benda telah diperdebatkan sejak dulu oleh para ilmuan. Para ilmuan mencoba
menjelaskan bagian terkecil dari materi. Aristoteles ( 384 – 322 SM )
menyatakan bahwa tiap benda tersusun dari empat unsur tanah, air, udara dan
api. Namun pada tahun 1989, Stephen hawking melihat teori empat unsur hanya
memenuhi suatu syarat teori ilmiah, memeriksa dengan cermat sekelompok besar
pengamatan atas dasar suatu model yang hanya mengandung beberapa unsur secara
arbitrer, tetapi tidak memenuhi syarat lain yaitu membuat ramalan yang pasti
mengenai hasil pengamatan di masa depan(Pudjaat: 1994: 11). Pada tahun 1808,
john Dalton mengemukakan teorinya untuk dipikirkan oleh para ilmuan, mengenai
unit terkecil dari materi adalah atom, yang sifatnya tidak dapat dibagi bagi,
terpisah antara yang satu dengan yang lain.
Pada
tahun 1913, Niels borh dari Copenhagen (Utami: 2009: 250), Denmark,
mengemukakan teorinya, bahwa atom terdiri dari inti yang kecil bermuatan
positife, yang dikelilingi oleh elektron elektron bermuatan negatife bergerak
pada lintasanya menyerupai sistem tata surya disertai dengan penyerapan (emisi) dan pelepasan (absorpsi) energi. Beliau menggunakan teori mekanika
kuantum (max plank) dalam menjelaskan pergerakan elektron mengelilingi inti atom.
Buddha menjelaskan bahwa keadaan alami suatu materi selalu berubah dan
senantiasa bergerak (anicca), tunduk pada hukum sebab-musabab (paticca samupada) yang saling
bergatungan serta tidak memiliki inti yang sejati (anata). Sejatinya semua materi yang ada di muka bumi ini adalah
kosong (sunyata).
Kata
kunci : model atom niels borh, mekanika kuantum dan agama buddha
Pendahuluan
Latar belakang
Sains
yang merupakan ilmu pengetahuan ilmiah, sistematik, dapat diuji dan dibuktikan
kebenaranya melalui metode tertentu. Sains murni menjelaskan fakta fakta dan
dasar dasar, hukum atau peraturanya. Sains terapan mempergunakan pengetahuan
itu untuk menghasilkan benda benda yang dipandang berguna.
Dalam
(Mukti: 2006: 287) Isaac Newton ( 1642-1727) mengembangkan gambaran mengenai
dunia sebagai suatu mekanisme partikel partikel atau unsur unsur kebendaan
kecil, bagaikan suatu mesin. Namun ia melihat adanya peranan tetap dari tuhan
yaitu menyesuaikan sistem matahari. Pikiran ini mencari tempat bagi tuhan
sebagai pencipta dan penyelengara dunia diantara lubang lubang yang belum
diketahui. Kemuadian P. S. Laplace ( 1794-1827) (Dahler: 1971: 28) menyangah
hipotesis adanya tuhan tidak diperlukan dalam menjelaskan gerak planet planet.
Albert Einstein (1879-1955) dalam (Dhammananda: 1965: 87) dalam autobiografinya
mengemukakan, bahwa jika terdapat agama yang dapat mengatasi kebututhan ilmiah
modern, agama itu adalah buddhisme. Bilau juga berkata, agama masa depan akan
merupakan agama kosmis, yang melampui sesosok tuhan yan personal dan
menghindari dogma dan teologi, mencangkup alam dan spiritual.
Buddhisme
tidak pernah terlibat dalam situasi konflik menghadapi kemajuan sains. Sampai
pada awal abad ke-20 agama Buddha memang hanya berkembang dinegara Negara yang
belum mengenal revolusi sains dan teknologi. Baru belakangan ini ajaran Buddha
memasuki dunia barat. Penerimaan sejumlah ilmuan di zaman modern terhadap
buddhisme menunjukan tidak adanya pertentangan dengan pemikiran dan penemuan
sains.
Ajaran
Buddha tidak dibangun atas dasar keyakinan pada suatu kekuatan adikodrati yang
mencipta dan mengatur nasib manusia.sebagai mana sains, kausalitas merupakan
dasar dari Buddha dharma. “ barang siapa melihat sebab-musabab, yang saling
bergantungan, ia melihat dharma. Barang siapa yang melihat dharma, ia melihat
sebab-musabab yang saling bergantungan” (M. I, 191). Buddha menjelaskan bahwa
tak ada sesuatu yang timbul tanpa sebab, karena itu Buddha dharma mengabaikan
sebab pertama.
Sejak
zaman renaisans hinga sekarang, para ahli masih memperdebatkan penyusun awal
dari materi. Mulai dari tahun 400 SM seorang filsuf yunani yaitu Democritus,
menemukan bahwa materi terdiri dari partikel kecil yang tidak dapat dibelah
lagi dengan istilah “ ATOMOS “ atau atom. Semakin pesatnya ilmu kimia dan teknologi,
pada tahun 1661, Robert Boyle dalam bukunya “ the sceptical chymist”
mempublikasikan bahwa materi materi didunia ini terdiri dari berbagai
kombinasi, yaitu atom atom yang berbeda. Melalui karyanya Robert Boyle, para
ilmuan meneliti unit terkecil dari spektrum atom. Hinga pada tahun 1913, niels
borh mengemukakan teori atomya, belia mencoba membagi lagi unsur terkecil yang
dinamakan atom. Dengan menggunakan mekanika kuantum, beliau mencoba menjelaskan
susunan dari atom. Kontroversi yang terjadi mengenai teori yang menyatakan
bahwa partikel penyusun materi, telah lama diperdebatkan oleh para ahli, hinga
memunculkan teori teori yang mencoba menjelaskan gambaran mengenai partikel
penyusun materi. Hal ini menimbulkan para ahli untuk selalu mencari gambaran mengenai
atom dengan menggunakan metode ilmiah. Salah satu teori mengenai atom yang
terkenal yaitu teori atom niels borh, teori niels borh yang menjadi awal
penggunaan mekanika kuantum.
Keberhasilan
borh dalam menerangkan struktur atom menjawab kelemahan model atom Ruterford
yang sebelumnya mencoba menjelaskan struktur atom. Namun, teori atom niels borh
memiliki kekurangan dalam menjelaskan pergerakan elektron pada setiap lintasan
kulit atom pada medan magnet dan energi yang lebih kuat. Hal ini menjadi pertanyaan
bagi para ilmuan dalam menjelaskannya. Bagaimanakah hal ini menurut pandangan
agama Buddha. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis melakukan
suatu kajian mengenai “ relevansi model
atom niles borh dan mekanika kuantum dalam pandangan buddhisme”. Sehingga dapat
diketahui gambaran atom serta mekanika kuantum dalam ajaran buddha.
LANDASAN TEORI
Pengertian Atom
Atom
berasal dari bahasa yunani yaitu “ atmos” yang berarti suatu partikel terkecil
yang tidak dapat dibagi bagi lagi dengan reaksi kimia biasa. (Democritus,
400 SM). Beliau adalah orang yang
pertama kali menemukan atom. Atom untuk pertama kalinya dipublikasi ke kalayak
ramai. Didalam perkembanganya, para ahli mencoba membagi lagi menjadi
bagian terkecil. Para ilmuan mencoba menemukan kebenaran yang sesunguhnya,
bahwa atom bukan merupakan unit dasar dari segala materi, melainkan masih ada
bagia lainya yang belum terjangkau oleh pengalaman dan pengetahuan. Realitas
ada dalam pengalaman yang sering kali tidak terjangkau oleh kata kata. Bahkan
dikatakan bahwa semua hal bersifat ilusi, karena kata kata dan ucapan adalah
ilusi. Semua orag bijak tidak melekat pada kata kata (vimalakirti-nirdesa-sutra III).
Sejarah atom
Pada
tahun 400 SM, Democritus, menemukan bahwa materi terdiri dari partikel kecil
yang tidak dapat dibelah lagi dengan istilah “ ATOMOS “ atau atom. Istilah atom
yang menurut kata aslinya berarti sesuatu yang tidak dapat dibagi bagi melalui
perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah dapat dibuktikan secara final
bahwa dapat dibagi. Tetapi dalam ilmu kimia biasa, toeri atom yang
konvensional, masih dipertahankan, bagi tujuan tujuan yang paling praktis.
Secara paradox, suatu atom itu sesunguhnya bukan atom, itu dinamai atom demi
untuk mudahnya saja (sunya).
Apabila diadakan perbandingan dengan
buddhisme dengan teori atom, yaitu yang terdapat di naskah suci sutra intan,
yang didalamnya tercantum kalimat yang berbunyi sebagai berikut : “ ketika sang
tathagata berbicara tentang alam semesta, beliau tidak mengartikan alam semesta
yang rill, beliau menyebut istilah alam semesta (universes) itu hanya didalam arti nominlnya saja.
Lahirnya teori atom niels borh
Pada
tahun 1913, Niels Bohr (Wildwood: 1975: 16) mengusulkan apa yang sekarang
disebut model atom Bohr . Model atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari
inti berukuran sangat kecil dan bermuatan positif dikelilingi oleh elektron
bermuatan negatif yang mempunyai orbit. Bohr adalah
orang pertama di dunia yang menerapkan teori kuantum untuk mengatasi problem
struktur atom. Ia menggunakan teori berkas cahaya Planck dan model atom
Rutherfrod untuk menjelaskan cahaya yang muncul pada atom hidrogen.
Model
atom Bohr berbentuk seperti tata surya, dengan elektron yang berada di lintasan
peredaran (orbit) mengelilingi inti bermuatan positif yang ukurannya sangat
kecil. Gaya gravitasi pada tata surya secara matematis dapat diilustrasikan
sebagai gaya Coulomb antara nukleus (inti) yang bermuatan positif dengan
elektron bermuatan negatif.
Hasil ini telah mengantarkan Bohr
untuk mengembangkan model atom yang dinyatakan bahwa :
1. Atom tersusun atas inti bermuatan positif dan dikelilingi
oleh elektron yang bermuatan negatif.
2. Elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu dan
stasioner (tetap), dengan tingkat energi tertentu.
3. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain
disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu energi. perpindahan
elektron ke kulit lebih dalam akan disertai penyerapan energi. sebaliknya,
perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan disertai pelepasan
4. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron
menempati tingkat energi terendah (disebut tingkat dasar = ground state).
Gambar atom niels borh dapat di lihat dalam gambar di bawah ini :
Sumber : Wikipedia.org/model atom
borh
Teori
atom yang diajukan oleh Bohr, hanya dapat menjelaskan hubungan antara energi
dengan elektron untuk atom hidrogen, namun belum memuaskan untuk atom yang
lebih besar. Kelihatanya borh tidak terpengaruh oleh pemikiran Buddha. Ilmuan
ini berpendapat bahwa materi tersusun oleh unit terkecil yaitu atom dan atom,
namun tidak dapat melihat bahwa semua penyusun atau partikel itu selalu
bergerak. Dalam buddhisme, Buddha mengajarkan bahwa keadaan alami suatu benda, partikel
maupun materi selalu berubah dan senantiasa bergerak (anicca) dan tunduk pada
hukum sebab-musabab yang saling bergatungan. Robert Oppenheimer (1904-1967)
(Hawking: 1994: 11) menerangkan posisi elektron dengan mengutip cara Buddha
menjawab pertanyaan tentang kondisi arahat setelah meninggal dunia. Jika kita
bertanya misalnya, “ apakah posisi electron tetap sama, kita harus mengatakan
tidak, jika kita bertanya apakah posisi electron berubah beramaan dengan waktu,
kita harus mengatakan tidak, dan sebaliknya. Buddha telah memberikan jawaban
semacam itu ketika ditanya tentang keadaan diri seorang Arahat setelah mati (M. I, 486-487).
Mekanika
Kuantum
Pada
tahun 1900, max plank memperkenalkan ide ilmiahnya bahwa energi dapat dibagi
bagi menjadi beberapa paket atau kuanta (McFarlane: 2004: 7). Ide ini secara
khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intesitas radiasi yang dipancarkan
oleh benda hitam. Apa yang disebut kebenaran ilmiah bersifat relatife, tidak di
maksudkan untuk bertahan sepanjang waktu. Seorang ilmuan kalau bisa ingin
mendapatkan teori baru yang lebih baik untuk mengantikan teori yang sudah
dikenal sebelumnya. Sedangkan dharma tak lapuk oleh waktu, menuntun kearah
pembebasan (A. III, 285). Pada tahun
1905, Albert Eintein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan energi
cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton(McFarlane: 2004: 5).
Banyak teori dan penemuan sains yang sejalan dengan ajaran Buddha. Konsep atom
dan energi meyerupai penjelasan dari doktrin mengenai tiga ciri keberadaan,
khususnya ketidak kekalan dan tiadanya substansi inti yang berdiri sendiri.
Hampa kuantum menunjukan pengertian sunyata. Bahwa segala sesuatu merupakan
tidak tetap, selalu berubah ubah dan tidak memiliki inti yang kekal.
Pengetahuan akan sesuatu seperti apa adanya adalah pengetahuan tertinggi (A. V,
37).
Pada
tahun 1913, niels borh menggunakan teori kuantum untuk menjelaskan spektrum
unsur. Berdasarkan pengamatanya, unsur unsur dapat memancarkan spektrum garis
dan setiap unsur mempunyai spektrum yang khas, spektrum garis menunjukan
elektron dalam atom hanya dapat beredar pada lintasan lintasan dengan tingkat
energi tertentu(Wildwood: 1975: 16). Pada lintasanya elektron dapat beredar
tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Oleh karena itu, energi elektron tidak
berubah sehinga lintasanya tetap. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan
ke lintasan lainya disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah energi yang
harganya sama dengan selisih kedua tingkat energi tersebut.
∆E = Ef – Ei
Keterangan :
∆E = energi yang menyertai
perpindahan elektron
Ef = tingkat energy akhir
Ei = tingkat energi awal
Penggunaan
mekanika kuantum oleh niels borh dalam menjelaskan atomnya, berhasil
menjelaskan bahwa elektron elektron yang berada di sekitar inti atom yang
selalu bergerak sesuai dengan lintasanya, dan elektron yang satu bisa berpindah
ke elektron yang lainya yaitu menggunakan teori
berkas cahaya Planck dan model atom Rutherfrod untuk menjelaskan cahaya yang
muncul pada atom hydrogen. Ketika elektron berpindah, elektron disertai dengan
pemancaran dan penyerapan sejumlah energi tertentu (foton).
Usaha borh dalam menjelaskan model atom, bahwa inti atom yang bermuatan
positife selalu dikelilingi oleh elektron yang yang bermuatan negatife bergerak
sesuai dengan orbitnya, namun elektron
pada orbit tertentu dapat berpindah lebih tinggi dengan menyerap energi.
Sebaliknya, elektron dapat berpindah dari orbit yang lebih tinggi ke yang
rendah dengan melepaskan energi. Hal ini memungkinkan borh untuk menggunakan
teori mekanika kuantum yang ditemukan oleh max plank. Pada tahun 1900, max
plank memperkenalkan idenya bahwa energi dapat dibagi bagi. Pada tahun 1905,
Albert Eintein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi
cahaya datang dalam bentuk kuanta ( foton).
Sehinga memungkinkan borh untuk dapat menjelaskan garis spektrum dari atom
hydrogen dengan menggunakan kuantisasi.
Fisikawan Denmark Niels Borh memainkan peran sentral didalam
penemuan maupun pengembangan teori kuantum. prinsip persesuaianya menunjukan
jalan untuk menghubungkan hukum hukum kuantum yang baru baru secara runtut
dengan hukum fisika klasik yang telah mapan. Prinsip saling melengkapinya Borh
memungkinkan para fisikawan untuk memahami paradoks-paradoks seperti fakta
bahwa partikel partikel subatomik mempunyai sifat gelombang maupun partikel.
Hanya disbanding Einteinslah ia nomor dua dikalangan fisikawan abad ke-20,
ilmuan Denmark itu berpartisipasi di dalam perdebatan ilmiah yang berlangsung
lama dengan Einteins mengenai signifikansi teori kuantum. einteins menolak untuk menerima bahwa alam
itu pada dasarnya bersifat acak dan merencanakan “ eksperimen-eksperimen
pikiran” untuk mendukung peribahasanya bahwa “ Tuhan tidak bermain dadu dengan
alam semesta”, sebagaimana tampak disiratkan penafsiran Borh atas teori
kuantum. Di dalam setiap contoh, Borh memperlihatkan pada Einteins dimana ia
salah jalan. Ia juga menyamakan fisika modern dengan mistisme Timur di dalam
kata kata ini: “Untuk suatu kesejajaran dengan pelajaran teori atomic, [kita
harus kembali] pada jenis jenis masalah itu yang telah dihadapi para pemikir
seperti Buddha Lao Tzu, ketika mencoba mengharmoniskan posisi posisi kita sebagai
penonton dan pelaku didalam drama agung keberadaan”.
Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu berdiri oleh sebab dan
akibat, dan selalu terkait dengan yang lainya ( M. I, 1991), kausalitas dalam pengertian agama buddha tidak
memisahkan sebab dan akibat sebagai dua peristiwa yang berbeda secara jelas,
tetapi keduanya dipandang sebagi mata rantai yang berurutan didalam suatu
proses yang yang tidak mengenal batas atau jeda. Kausalitas yang dimaksud
disebut sebab-musabab yang bergantungan, mengandung pengertian muncul bersamaan
dengan kondisi atau syarat syarat yang saling bergantungan. Sebuah lukisan
tidak tercipta semata mata karena seorang pelukis, tetapi juga tergantung pada
tangan tangan lain yang menghadirkan kanvas, kuas, palet dan cat.
Elektron yang ada pada atom, bergerak karena adanya medan magnet
dan energi. Electron yang ada selalu memancarkan (emisi) dan melepaskan (absorbsi)
energi ketika berpindah ke-elektron yang lainya, hal ini sesuai dengan
penjelasan Buddha, bahwa segala sesuatu tidak dapat berdiri sendiri, berhubungan dengan yang lainya, dan timbul
oleh sebab serta lenyap melalui akibat (hukum
paticcasamupada). Terkondisi sebab musabab yang saling bergantungan, segala
sesuatu yang bersifat materi dan non materi, berproses secara teratur.
Keteraturan di kosmis ini terjadi karena bekerjanya hukum hukum alam yang
disebut niyama. Bahkan apa yan disebut mujizat bukan sesuatu yang tak dapat
dijelaskan berdasarkan hukum itu.
Keterlibatan
faktor energi dan berkas cahaya ketika elektron bergerak mengelilingi inti
atom, menunjukan adanya keterikatan pada setiap unsur yang ada. Pengaruh hukum
kosmis (niyama) juga berperan dalam
pergerakan setiap materi pada setiap detiknya. Buddha menjelaskan terdapat
empat hukum yang mengatur alam semesta yaitu utu niyama, bija niyama, kamma
niyama, citta niyama dan dhamma niyama. Keliama hukum alam ini mengatur kesemua
esensi yang ada di alam semesta ini. Segala sesuatu tidak bisa berdiri sendiri,
namun selalu berhubungan dengan yang lain dan saling mempengaruhi.
KESIMPULAN
Atom
sebagai unit terkecil serta memiliki sifat tidak dapat dibagi bagi, kini
melalui pengetahuan modern telah dapat di uraikan dengan pasti, bahwa sesuatu
yang dinamakan atom tenyata bisa dibagi bagi lagi dengan reaksi kimia modern.
Dengan menggunakan mekanika kuantum, niels borh berhasil menjelaskan sifat
dualitas dunia sub-atomik, pergerrakan elektron elektron pada kulit atom. hal
ini berarti apa yang diajarkan oleh Buddha pad tahun 2500 tahun yang lalu
sejalan dan sesuai dengan ilmu kimia dan fisika modern. Buddha mengajarkan
bahwa segala sesuatu memiliki sifat ketidak-tetapan (anicca) yakni pergerakan elektron pada orbitnya dalam menyusun
atom, segala sesuatu tidak memiliki inti yang tetap (anata), apa yang dinamakan atom hanya hasil kerja dari pikiran,
sesuatu yang dinamakan atom merupakan sebutan saja untuk mempermudah dalam
penggunaanya, dan segala sesuatu yang ada muncul dan lenyap sesuai dengan
hukumnya (hukum paticca-samupada).
Bahwa
apa yang telah ditemukan oleh para ilmuan sejalan dan berkaitan dengan agama
Buddha. Albert Eintein mengatakan “ Agama masa depan akan merupakan suatu agama
kosmis. Ia hanya melampaui suatu Tuhan
yang berpribadi dan menghindari dogma dogma dan teologi. Meliputi baik hal yang
bersifat natural maupun spiritual, ia harus didasari pada pengertian religius
yang timbul dari pengalaman berbagai hal, yang natural dan spiritual, sebagai
suatu kesatuan yang berarti. Agama Buddha memenuhi penjabaran ini (
Dhammananda: 1965: 87 dan 30).
REFRENSI
Utami, B. A. N. at al. 2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta p. 250.
Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk
Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.
The
middle length sayings (Majjima Nikaya) Vol.I.
Translated by Horner, I.B. 1989.
London: Pali Text Society.
The
book of Gradual sayings
(Anguttara nikaya) Vol.III. Translated by woodward, F.l&Hare, E.M. 1989. London: Pali Text Society.
Buddhadasa, Kirthisinghe P (Ed). 1994. Cendekiawan Buddhis Mancanegara Bicara Agama
Buddha Dan Ilmu Pengetahuan. Terjemahan Buddhadasa, Kirthisinghe. BPB
Aryasuryacandra: Jakarta.
Mukti, Krisnanda Wijaya. 2006. Wacana Buddha dhama. Jakarta: Yayasan
Pembangunan.
McFarlane, Thomas J (Ed). 2004. Jalinan Kata-Sabda Eintein dan Buddha.Terjemahan
Seastone. Pohon Sukma: Yogyakarta.
Wikipedia bahasa Indonesia. 2010.
Mekanika kuantum, (online), (http://id.wikipedia.org/mekanika/kuantum), diakses 28-september-2013).
0 comments:
Posting Komentar